Ima Matul Maisaroh, 33 mendadak menjadi
sorotan. Mantan TKI Asal Malang tersebut kini menjadi staf khusus
Presiden Barack Obama bidang buruh migran dan perbudakan manusia. Perempuan
Indonesia asal Godanglegi, Malang, Jawa Timur Indonesia. Ima berpidato di Konvensi Nasional Partai Demokrat Amerika Serikat (AS), Ima berpidato soal
pengalamannya sebagai korban perbudakan manusia. Ima akan jadi pembicara di
depan ribuan orang bersama belasan senator bergengsi AS di panggung utama
Stadion Wells Fargo, Philadelphia, Pennsylvania.
Ima Matul Maisaroh adalah warga Indonesi
Ima merupakan Srikandi Indonesia yang akan berpidato di konvensi Nasional
Partai Demokrat, di depan para petinggi politisi partai. Yang patut dibanggakan
saat ini di Amerika Serikat. Di tengah pertarungan panas politik Pilpres di
negeri Paman Sam itu, Ima Matul ternyata didaulat menjadi pembicara
dalam konvensi Partai Demokrat yang mengusung pasangan Capres Hillary Clinton
dan Kaine.
Ima Matul menjadi unik karena prestasinya
yang muncul di sela pentas politik Amerika bukan atas nama politik, melainkan
misi kemanusiaannya sebagai aktivis anti perdagangan manusia atau Human
Trafficking. Lalu bagaimana perjalanan Ima Matul Maisaroh sehingga bisa menjadi
staf Khusus Obama dan dilirik Hillary Clinton untuk berbicara dalam momen
pentingnya itu.
Ima Matul satu-satunya orang Indonesia yang
bisa menjadi penasehat Presiden Barrack Obama dalam pemerintahan AS. Dia
menduduki jabatan penting sebagai anggota Dewan Penasehat Perdagangan Manusia
Gedung Putih bersama 10 anggota lainnya sejak Desember 2015 lalu.
Selain menyampaikan pidato mengenai
pengalaman saya sebagai korban perbudakan manusia, saya juga menyampaikan
program-program penanggulangan perbudakan dan perdagangan manusia yang telah
dilakukan Hillary Clinton,” ucap Ima, seperti dilansir Indonesian Lantern.
Ima diundang untuk pidato, karena sejumlah
jabatannya yang tak main-main. Lulusan Madrasah Tsyanawiyah di Gondanglegi,
Malang itu, menjadi salah satu anggota Dewan Penasihat Perdagangan Manusia
Presiden Barrack Obama.
Ima diminta memberi saran dan masukan
kepada Presiden Obama untuk memberantas perdagangan manusia. Tercatat 40 ribu
sampai 45 ribu menjadi korban perdagangan manusia di AS. Bersama tiga anggota
lainnya, Ima dipercaya menangani dua dari lima masalah utama.
Kisahnya dimulai tahun 1997, ketika Ima
yang baru berusia 17 tahun, menerima tawaran bekerja sebagai pembantu rumah
tangga seorang pengusaha interior disainer asal Indonesia yang bermukim di Los
Angeles. Sejak sampai di Bandara LAX, paspor saya sudah ditahan oleh majikan
saya, tuturnya. Ima enggan menyebut nama bekas majikannya itu.
Selama bekerja di AS, Ima mendapatkan
penganiayaan dan tidak mendapatkan upah dari majikannya bahkan oleh saudara
sebangsanya sendiri. Ima Matul harus bekerja lebih dari 12 jam. Hampir setiap
hari, Ima menjalani siksaan dan pukulan dari majikannya, seorang warga
keturunan yang menjadi interior designer. Untuk kesalahan kecil yang dibuatnya,
Ima harus menerima pukulan dan tamparan berkali-kali.