Strategi Perang Ahok Di Kalijodoh. Rencana Ahok Gubernur
DKI menertifkan kawasan prostitusi ilegal di kawasan kalijodoh bukan hisapan
jempol belaka, hal ini sudah direncanakan jauh hari dengan membuat persiapan, dengan
alasan bahwa lokasi kalijodoh adalah kawasan jalur hijau dan harus
dikembalikan sebagai fungsi semula. Terlepas dari lokasi kalojodoh digunakan
sebagai tempat pristitusi, miras, perjudi dan kriminal.
“Seperti kata Pepatah
Sekali Mendayung Dua Tiga Pulau Terlampau” dengan memfungsika
kembali kalijodoh sebagai jalur hijau, maka sekaligus melakukan
penertiban dan penegakan hukum di wilayah tersebut dan dapat membersihkan
kalijodoh dari perbuatan melangar hukum lainnya.Ahok sebenarnya setuju
lokalisasi prostitusi, namun bukan model seperti Kalijodo. Bagi Ahok, Kalijodo
justru harus ditertibkan dan direlokasi.
Ahok
ingin lokalisasi khusus yang bisa dipantau, dikelola, dan dikenakan pajak oleh
pemerintah. Ahok sebenarnya tahu betul
jika membuat lokalisasi prostitusi baru, maka akan ada banyak pihak yang menentangnya,
oleh sebab itu sangat tidak mungkin terjadi. Ucapan Ahok hanya wacana belaka
yang tidak serius karena dia tahu semua daerah sedang berusaha menutup tempat
prostitusi baik yang Legal apalagi yang Ilegal.
Baca Juga : Sejarah Kali Jodoh
Kalijodoh Surga Dunia Yang Kelam
Baca Juga : Sejarah Kali Jodoh
Kalijodoh Surga Dunia Yang Kelam
Rencana penutupan tempat
prostitusi sudah jauh – jauh hari direncanakan namun Gubernur DKI Ahok masih berkonsetrasi mengatasi
masalah banjir. Itulah sebabnya Ahok tidak memprioritaskan penyelesaian prostitusi
di Kalijodo dalam programnya. Ahok hanya menunggu waktu yang paling tepat untuk
bertindak. “Ketika Riki Agung Prasetya mengendarai mobil Fortune mengalami
kecelakaan dan penyebabnya berawal dari Kalijodo,” Ahok langsung mengambil
kesempatan.
Ahok yang sudah tahu kekuatan preman di Kalijodo yang amat kuat, melempar gertakan awal. Ahok mengatakan akan “sikat Kalijodo dengan membawa tank, tentara dan polisi.” Itu adalah pernyataan cerdas. Ahok pasti sadar betul bahwa apapun rayuan kepada warga dan preman Kalijodo tidak akan digubris. Strategi gertakan Ahok yang cetar membahana akan mengirim sinyal kepada para preman Kalijodo untuk tidak berani melawan.
Ahok yang sudah tahu kekuatan preman di Kalijodo yang amat kuat, melempar gertakan awal. Ahok mengatakan akan “sikat Kalijodo dengan membawa tank, tentara dan polisi.” Itu adalah pernyataan cerdas. Ahok pasti sadar betul bahwa apapun rayuan kepada warga dan preman Kalijodo tidak akan digubris. Strategi gertakan Ahok yang cetar membahana akan mengirim sinyal kepada para preman Kalijodo untuk tidak berani melawan.
Strategi Spay. Ahok
akan kirim aparat keamanan dan aparat pemda ke sana untuk mendata warga,
sekaligus mengukur kekuatan preman kalijodoh yang ada di sana. Para
aparat kepolisian dan mungkin tentara akan mulai memberi penyuluhan sambil
membujuk setengah memaksa warga agar pindah dari lokasi. Kalijodo Tutup, Moment Emas Ahok, Lawan Politik Mati Kutu, Walaupun Ahok Harus Perang Urat Syaraf Dengan Penguasa Kalijodo.
Strategi Blokir Wilayah. pihak keamanan akan melakukan pengawasan bagi pihak luar yang akan memasuki wilayah kalijodoh yang akan dilakukan pemeriksaan identitas, bagi masyarakat yang bukan warga kalijodoh dilarang masuk, denga begitu maka kegiatan hiburan yang ada di kalijodoh akan sepi pengunjung dan akan terciptanya suasana yang kondusif untuk dilakukannya pembersihan.
Strategi Blokir Wilayah. pihak keamanan akan melakukan pengawasan bagi pihak luar yang akan memasuki wilayah kalijodoh yang akan dilakukan pemeriksaan identitas, bagi masyarakat yang bukan warga kalijodoh dilarang masuk, denga begitu maka kegiatan hiburan yang ada di kalijodoh akan sepi pengunjung dan akan terciptanya suasana yang kondusif untuk dilakukannya pembersihan.
Strategi Perang Terbuka. Jika
saatnya tiba, Ahok bersama Satpol PP, TNI dan Polisi akan menutup lokasi
secara paksa dengan kekuatan penuh seperti strategi Ahok di Kampung Pulo.
Strategi perang terbuka mungkin akan diambil Ahok untuk menangani Kalijodo.
Penutupan lokasi prostitusi di Kalijodo adalah uji keberanian serta strategi Ahok
menjelang Pilkada 2017 mendatang walaupun pilkada itu sendiri masih lama, belum
tentu juga masyarakat mengingatnya, tetapi pembersihan tempat prostitusi,
perjudian wajib dilakukan.
Kalau wali kota
Surabaya Tri Rismaharini dapat menutup lokalisasi Dolly, maka Ahok juga
ditantang untuk melakukan hal yang sama. Ahok dengan dukungan penuh Polda Metro
Jaya dan TNI dapat meniru sebagian cara Risma dalam menangani prostitusi Kalijodo.
Jika Ahok berhasil menutup Kalijodo dengan meminimalkan dampaknya, maka
citranya semakin menanjak menjelang Pilkada.
Tentu saja menutup Kalijodo
tidak segampang membalikkan telapak tangan. Ahok harus kerja keras dan waspada.
Kalijodo bukanlah Dolly. Para preman Kalijodo di kenal dengan anak macan
memang berani mati. Kalijodo juga sudah benar-benar dikelola bak mafia.
Sudah pasti penutupan Kalijodo, akan mendapat perlawanan sengit dari warga dan
para preman di sana.
Penutupan Kalijodoh
mungkin terjadi kerusuhan dan pertumpahan darah yang menyebakan tragedi
kemanusiaan. Hal itu bisa mencoreng reputasi Ahok. Jadi Ahok harus
hati-hati, harus ada persiapan matang, dalam menghitung kekuatan sebelum
melakukan penertiban di Kalijodo. Tentu saja, Ahok: “Negara tidak boleh
kalah dengan preman.” Jika Ahok berani menentang dan membubarkan FPI,
maka Ahok juga harus berani menghadapi warga dan preman Kalijodo tanpa takut.
Kalijodoh tempat tumbuhnya
penyakit masyarakat (Pekat) harus ditutup. Bahwa ada ribuan dan bahkan puluhan ribu
orang menggantungkan hidup disana, namun tetap saja tidak bisa dibenarkan.
Menggantungkan hidup dengan sumber pencaharian yang salah, tetap salah. Semongah
yang akan datang pandangan kita terhadap Kalijodo sebagai tempat prostitusi
mungkin akan segera berubah. Kita mungkin kembali mengenang Taman Kalijodo
sebagai tempat yang indah seperti tempo dulu, tempat bertemunya para muda-mudi
seperti masa kejayaannya tahun 1950. Di saat itulah sejarah indah Kalijodo
kembali bersemi.