Lagi lagi ada pihak yang
membuat Presiden Joko Widodo Marah Namanya dicatut kembali untuk kepentingan
pribadi. Ia disebut-sebut mendukung salah satu calon ketua umum Partai Golkar
dalam musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) partai berlambang beringin itu
yang bakal digelar di Bali mulai 15 Mei 2016 mendatang. Presiden Jokowi tidak
senang namanya dicatut untuk kepentingan politik.
Wapres Jusuf Kalla usai
menghadiri HUT ke-49 Bulog di Jakarta, mengatakan "Kemarin saya bertemu
beliau (Jokowi), hanya berdua. Beliau sangat marah karena hal itu sama sekali
tidak benar," kata Jusuf Kalla.
bahwa presiden sama sekali tidak berpihak dan tidak mendukung siapapun
untuk menjadi ketua umum Golkar. Itu sama sekali tidak. Presiden Marah malah
dikatakan begitu dan presiden minta itu disiarkan bahwa presiden sama sekali
tidak berpihak," kata JK.
Baca : Jokowi Marah Prabowo Membisu
Rekam Jejak Setya Novanto (Setnov)
Baca : Jokowi Marah Prabowo Membisu
Rekam Jejak Setya Novanto (Setnov)
"menurut Jusuf Kalla,
Pak Jokowi itu bukan anggota Golkar. Kedua, tidak ingin mengembalikan lagi cara
Orde Baru untuk pemerintah, atau pejabat pemerintah itu mendukung seseorang,
apalagi dengan cara memerintahkan aparat," kata Kalla. Menurut Wapres, pemerintah tidak ingin mengembalikan
posisi seperti pada masa Orde Baru ketika para pejabat kerap menunjukkan sikap
berpihak kepada calon pemimpin partai.
Dia pun menyatakan, aksi mencatut nama Presiden atau Wakil Presiden untuk mendukung salah satu calon
ketua partai mencederai simbol negara. "Mendukung seseorang justru
mencederai Presiden dan Wakil Presiden, mengatasnamakan, menjual nama Presiden.
Masa, saya dan Presiden mendukung seperti itu. Pasti tidak," ucap Wapres.
Wapres JK mempersilakan
siapa pun anggota kabinetnya secara pribadi mendukung salah satu calon ketua
umum Partai Golkar dalam musyawarah nasional yang bakal digelar di Bali mulai
15 Mei 2016, namun tidak secara institusi. "Siapa pun punya hak
untuk mendukung seseorang, asalkan tidak membawa-bawa nama presiden dan
sebagainya," kata wapres.
Terkait ada salah seorang menteri atau pihak lain yang menyatakan Jokowi mendukung pencalonan Setya Novanto sebagai ketua umum DPP Partai Golkar, dia secara tegas menyatakan itu tidak mungkin. "Apalagi mendukung seseorang yang dulu pernah mencederai presiden dan wakil presiden dengan mengatasnamakan presiden dan wakil presiden," ujar Kalla merujuk pada kasus 'Papa Minta Saham' yang melibatkan Setya Novanto.
Terkait ada salah seorang menteri atau pihak lain yang menyatakan Jokowi mendukung pencalonan Setya Novanto sebagai ketua umum DPP Partai Golkar, dia secara tegas menyatakan itu tidak mungkin. "Apalagi mendukung seseorang yang dulu pernah mencederai presiden dan wakil presiden dengan mengatasnamakan presiden dan wakil presiden," ujar Kalla merujuk pada kasus 'Papa Minta Saham' yang melibatkan Setya Novanto.
Kedekatan Setya Novanto Dengan Luhut B Panjaitan Sebagai Politisi Partai Golkar |
Bahkan, disebutkan Luhut
telah meminta enam ketua DPD Partai Golkar untuk mengumpulkan DPD provinsi,
kabupaten, dan kota hari ini di Jakarta. Hal itu terkait pertemuan LBP dengan
Sekjen PG, Idrus Marham dan petinggi Golkar lainnya, Robert Kardinal. Pertemuan
itu juga dihadiri enam ketua DPD, yakni Ridwan Bae (Sultra), Ahmad Hidayat Mus
(Maluku Utara), Ety Sabarua (Maluku), Ansar Ahmad (Kepri), Ibrahim Medah (NTT),
dan Klemen Tinal (Papua).
Namun, kabar tersebut
telah dibantah dengan tegas oleh Luhut. Meskipun, diakuinya bahwa Setya Novanto
temannya dan baik. "Saya tidak pernah mengatakan mendukung siapa-siapa.
Bahwa mereka semua teman saya ya, bahwa ada dari mereka datang ke saya juga ya.
Bahwa (Setya) Novanto baik sama saya ya, itu saja," tegas Luhut.